@RitualSeniBudaya , MAROS - Normalnya antar pengantin itu biasanya kita lakukan pada siang hari atau sore hari, namun pada kesempatan malam ini kita lakukan pada tengah malam tepatnya jam 00.00 wita, Minggu, (05/11/2023). Antar pengantin tengah malam dan pertama kalinya saya jumpai ini berlangsung di Dusun Tombolo, Desa Tompobulu, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Liat Videonya: Part 1
Aru Kepada Raja atau Penguasa atau pemimpin berbeda saat aru diperuntukkan kepada pengantin seperti yang di tampilkan pada saat ini. Setelah ritual aru berlangsung, selanjutnya keluarga dan sahabat membopong mempelai pria ini menuju ke mobil yang akan ditumpangi.
Selanjutnya rombongan pengantin iring iringan dari Dusun Tombolo Tompobulu menuju ke rumah mempelai wanita, namun sebelumnya kita singgah dulu di kediaman Pak Imam untuk lakukan persiapan.
Liat Videonya: Part 2
Ketika berada dirumah Pak Imam kita mempersiapkan hal hal yang akan kita bawa ke rumah mempelai wanita. Adapun yang di buat pada saat itu adalah Bombong atau tempat Kappara' atau baki atau nampang besar tempat barang yang akan dibawa.
Setelah semua dianggap sudah lengkap, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kediaman mempelai wanita. Namun ketika tiba dirumah mempelai wanita yang naik terlebih dahulu hanya beberapa orang saja sebagai perwakilan.
Pengantin Lelaki menunggu di mobil untuk sementara hingga menunggu ritual adatnya selesai.
Setelah ritual adat selesai barulah calon mertua memanggil mempelai pria untuk naik keatas rumah kemudian disusul oleh kerabat yang mengantar.
Setelah semua dianggap sudah lengkap, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kediaman mempelai wanita. Namun ketika tiba dirumah mempelai wanita yang naik terlebih dahulu hanya beberapa orang saja sebagai perwakilan.
Pengantin Lelaki menunggu di mobil untuk sementara hingga menunggu ritual adatnya selesai.
Setelah ritual adat selesai barulah calon mertua memanggil mempelai pria untuk naik keatas rumah kemudian disusul oleh kerabat yang mengantar.
Liat Videonya: Part 3
Sebelum menginjak anak tangga pertama, mempelai pria diwajibkan untuk diam sebentar mendengarkan pantun yang di lantukan oleh mertua dari atas rumah. Pantun atau puisi yang dilantunkan dalam ritual penjemputan mempelai pria ini saraf akan makna dan arti.
Pantun atau puisi ini tentunya memiliki maksud untuk menjadi pegangan atau nasehat kepada pengantin dalam mengarungi kehidupan barunya dalam berumah tangga. Setelah lantunan pantun atau puisi, mertua kemudian gelar maccerak darah ayam ke kening dan tenggorokan pengantin.
Kemudian kaki mempelai pria ditiup oleh mertua dengan memakai semprong atau alat yang terbuat dari bambu untuk meniup api pada tungku masak pakai kayu. Setelah itu barulah mempelai pria naik tangga dengan memegang kayu yang juga dipegang oleh mertuanya.
Selanjutnya para pengantar pengantin juga semua naik kerumah pengantin dan dijamu dengan makanan yang sudah disiapkan. Acara kemudian berlanjut dengan ritual ada Angngandre Ada', barulah setelah itu para pengantar pengantin bisa kembali ke rumahnya masing masing.
Penulis: BangKikuj
Pantun atau puisi ini tentunya memiliki maksud untuk menjadi pegangan atau nasehat kepada pengantin dalam mengarungi kehidupan barunya dalam berumah tangga. Setelah lantunan pantun atau puisi, mertua kemudian gelar maccerak darah ayam ke kening dan tenggorokan pengantin.
Kemudian kaki mempelai pria ditiup oleh mertua dengan memakai semprong atau alat yang terbuat dari bambu untuk meniup api pada tungku masak pakai kayu. Setelah itu barulah mempelai pria naik tangga dengan memegang kayu yang juga dipegang oleh mertuanya.
Selanjutnya para pengantar pengantin juga semua naik kerumah pengantin dan dijamu dengan makanan yang sudah disiapkan. Acara kemudian berlanjut dengan ritual ada Angngandre Ada', barulah setelah itu para pengantar pengantin bisa kembali ke rumahnya masing masing.
Penulis: BangKikuj